Pada Kamis, 13 Maret 2025, Andalas Institute of International Studies (ASSIST), di bawah naungan Departemen Hubungan Internasional Universitas Andalas, menyelenggarakan sebuah seminar inspiratif bertajuk “Karir di PBB dan Policy Researcher di CIPS”. Bertempat di Gedung D FISIP Universitas Andalas, acara ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB dan berhasil menarik antusiasme tinggi dari kalangan mahasiswa, terutama mereka yang memiliki ketertarikan terhadap karier internasional dan bidang riset kebijakan publik.
Seminar ini menghadirkan Rahmad Supriyanto sebagai narasumber utama. Beliau adalah seorang ahli pertanian berkelanjutan dengan pengalaman riset di berbagai negara seperti Indonesia, Turki, dan Inggris. Saat ini, Rahmad memiliki pengalaman profesional yang mengesankan, antara lain bekerja di bawah naungan Food and Agriculture Organization (FAO) — salah satu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa — serta sebagai peneliti kebijakan di Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), sebuah lembaga riset independen yang berfokus pada kajian kebijakan publik di Indonesia.
Kegiatan ini dirancang untuk memberikan wawasan langsung dan praktis kepada mahasiswa mengenai peluang dan tantangan berkarier di organisasi internasional seperti PBB maupun di lembaga riset kebijakan nasional. Seminar ini juga menjadi wadah interaktif di mana peserta dapat berdialog langsung dengan praktisi berpengalaman, sehingga mampu memahami lebih konkret jalur karier yang bisa ditempuh setelah lulus dari perguruan tinggi.
Dalam pemaparannya, Rahmad membagikan perjalanan kariernya sejak masa kuliah hingga akhirnya berhasil bergabung dengan FAO. Ia menceritakan berbagai tantangan yang dihadapi, mulai dari membangun kompetensi akademik, memperluas jejaring internasional, hingga mengasah kemampuan komunikasi dan analisis yang relevan dengan bidang kerja global. Salah satu pesan penting yang disampaikannya adalah bahwa bekerja di organisasi internasional seperti PBB bukanlah hal yang mustahil bagi mahasiswa Indonesia, asalkan disertai dengan tekad kuat, kesiapan kompetensi, serta pengalaman yang mendukung.
Rahmad juga menjelaskan peran penting FAO dalam mendorong pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan global. Ia menekankan bahwa sektor pertanian, yang sering kali dipandang sebelah mata, justru merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan berkelanjutan, terutama di negara berkembang. Oleh karena itu, kontribusi dari para ahli muda di bidang ini sangat dibutuhkan, termasuk dari Indonesia.
Selain membahas kiprahnya di FAO, Rahmad juga membagikan pengalamannya sebagai policy researcher di CIPS. Ia menjelaskan bagaimana riset kebijakan publik dijalankan secara profesional, dari tahap perumusan masalah, pengumpulan data, hingga penyusunan rekomendasi kebijakan yang aplikatif dan berbasis bukti. Sebagai lembaga riset independen, CIPS berperan penting dalam mengadvokasi kebijakan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Menurut Rahmad, menjadi peneliti kebijakan membutuhkan kombinasi antara kemampuan akademis, keterampilan menulis, dan sensitivitas terhadap dinamika sosial-politik. “Riset yang baik tidak hanya menghasilkan publikasi, tetapi juga mampu memberi dampak nyata bagi perbaikan kebijakan publik,” ujarnya. Ia juga memberikan gambaran tentang bagaimana hasil riset di CIPS dapat memengaruhi proses legislasi dan menjadi referensi dalam penyusunan regulasi pemerintah.
Sesi seminar berlangsung interaktif, dengan banyak peserta yang mengajukan pertanyaan seputar strategi menembus karier di organisasi internasional, tantangan di dunia riset kebijakan, hingga tips mengembangkan portofolio profesional sejak bangku kuliah. Antusiasme peserta menunjukkan besarnya minat generasi muda untuk terlibat dalam kerja-kerja strategis baik di level nasional maupun global.
Dengan adanya seminar ini, ASSIST berharap mahasiswa semakin termotivasi untuk membangun karier yang berdampak, tidak hanya secara pribadi, tetapi juga bagi masyarakat luas. Seminar ini juga menjadi bagian dari komitmen Departemen HI UNAND dalam memperluas wawasan global mahasiswanya serta membangun jembatan antara akademik dan dunia profesional.
Secara keseluruhan, seminar “Karir di PBB dan Policy Researcher di CIPS” tidak hanya memperkaya pengetahuan peserta tentang peluang kerja di sektor internasional dan kebijakan publik, tetapi juga memberikan inspirasi bahwa dengan usaha, dedikasi, dan kesiapan diri, karier global bukanlah impian yang terlalu jauh untuk dicapai.